Minggu, 22 Desember 2013

... MEMBAKAR IBLIS ...

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...

Rekreasi ilmiah ini dilakukan sekelompok siswi dan
para guru wanita menuju salah satu desa untuk
menyaksikan tempat-tempat bersejarah. Ketika
bus yang dinaiki telah sampai, mereka melihat
desa itu seakan terasing dari daerah lain, dan
kelebihannya memang daerahnya terpencil dan penduduknya sedikit.

Para siswi dan guru mulai turun dari bus dan mulai
menyaksikan situs-situs bersejarah. Mereka
menulis sebagian yang mereka saksikan, dan pada
awalnya mereka saling berkumpul satu dengan
yang lainnya untuk menyaksikan pemandangan.


Setelah beberapa jam para siswi tersebut masing- masing berpencar untuk mencari tempat yang
menakjubkan, lalu berdiam di situ. Ada satu siswi yang bersemangat sekali untuk
menulis situs-situs itu dengan seksama. Tanpa
terasa ia menjauh dari teman-temannya.

Setelah
beberapa lama para siswi dan para guru kembali
menaiki bus. Karena kurangnya penataan, para
guru mengira semua siswi telah menaiki bus. Tetapi satu siswi tadi masih tertinggal di sana, dan
teman-temannya telah meninggalkannya.

Ketika
waktu semakin sore, siswi tersebut kembali ke
tempat semula. Tetapi ia lihat tempat itu telah sepi,
tidak ada seorang pun selain dirinya. Ia memanggil dengan sekuat suaranya tetapi tidak
ada jawaban sama sekali. Akhirnya ia memutuskan
untuk berjalan menuju desa terdekat dengan
harapan ia mendapatkan sarana untuk dapat
kembali ke kotanya.


Setelah melakukan perjalanan yang panjang
sembari menangis tiba-tiba ia melihat gubuk
terpencil. Ia pun mengetuk pintu. Ternyata yang
keluar adalah pemuda yang usianya mendekati
dua puluh tahun membukakan pintu untuknya.


Pemuda itu terkejut dan berkata, “Engkau ini siapa?” Ia menjawab, “Aku seorang siswi yang datang ke
sini bersama dari sekolah. Tetapi mereka
meninggalkanku sendirian, aku tidak tahu jalan
pulang.” “Sesungguhnya engkau berada di desa terasing.
Sedangkan desa yang engkau kehendaki berada
di arah utara, sedangkan engkau berada di arah
selatan, sedangkan disana tidak ada seorang pun
yan tinggal.” Ia meminta siswi itu untuk masuk ke gubuknya dan
bermalam di situ sampai masuk waktu pagi
sehingga mudah untuk mencari transportasi
menuju kotanya.

Ia mempersilahkan si gadis untuk
tidur di atas tempat tidurnya sedangkan ia sendiri
akan tidur di atas tanah di sudut kamar. Pemuda itu mengambil kain dan digantungkan
pada tali sekeliling kamar tidur agar tertutup dari
arah kamar lainnya. Si siswi pun merebahkan
tubuhnya dengan rasa takut. Ia pun menyelimuti
seluruh tubuhnya kecuali dua matanya yang
mencoba memperhatikan apa yang dilakukan si pemuda.

Si pemuda sedang duduk di pojok kamar dengan
buku di tangannya. Tiba-tiba ia meletakkan buku
dan melihat ke lilin yang berada di depannya.
Setelah itu ia meletakkan jempolnya di atas lilin
selama sekitar lima belas menit sehingga
membakarnya. Ia kemudian melakukan hal yang sama terhadap semua jemarinya.

Si gadis senantiasa mengawasinya. Ia menangis
tertahan karna takut jika pemuda itu hendak
berbuat sesuatu dan dikira ia mengikuti aliran
sekte tertentu. Keduanya tidak dapat tidur sama
sekali sampai pagi. Kemudian paginya pemuda tersebut
mengantarkan si gadis samapai ke rumahnya.



Gadis tersebut menceritakan pengalamannya
bersama pemuda tersebut kepada kedua orang
tuanya. Tetapi si ayah tidak percaya terhadap
cerita tersebut mengingat putrinya sedang sakit karna ketakutan dengan peristiwa yang
dialaminya. Si ayah pun pergi menemui pemuda tersebut dan
mengaku sebgai musafir, dan memintanya untuk
menunjukan jalan.

Si ayah memperhatikan jemari
si pemuda yang keduanya di perban. Si ayah
bertanya tentang jemarinya. Pemuda itu menjawab “Dua malam yang lalu telah
datang kepadaku seorang gadis cantik. Ia tidur
dirumahku. Sedangkan setan mengodaku. Aku
khawatir terjerumus ke dalam dosa atau ke
bodohan. Maka aku putuskan untuk membakar
jemariku satu demi satu, agar syahwat setan ikut terbakar bersamanya sebelum Iblis
memperdayaku. Hasrat untuk berbuat tidak
senonoh terhadap si gadis lebih berat rasanya dari
pada sakitnya jari saat terbakar.”

Ayah si gadis kagum dengan keteguhan pemuda
tadi. Beliau pun mengundangnya ke rumah. Ia
memutuskan untuk menikahkannya dengan
putrinya, sedangkan si pemuda belum tahu bahwa
calon istrinya tadi adalah si gadis cantik yang
pernah bersamanya. Setelah ia berhasil menghindari perbuatan haram
bersama si gadis pada malam itu, maka diganti
dengan keberuntungan memilikinya selama
hidupnya.

"Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena
Allah, kecuali Allah akan mengganti bagimu denga
sesuatu yang lebih baik dari apa yang kamu
tinggalkan."(HR. Ahmad ) ...

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita
yang telah lama terkunci ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Avenged Sevenfold

Avenged Sevenfold